Jumat, 16 Juni 2017

Optimalisasi Transportasi Di Indonesia Dengan Kapal RORO

Pemerintah memperkirakan biaya logistik bakal terpangkas hingga 20% jika pengiriman barang yang selama ini fokus menggunakan moda jalan bisa dialihkan menggunakan kapal feri jarak jauh.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan kontri busi biaya kepelabuhanan mencapai 40% terhadap biaya pengiriman barang antarpulau.

“Dengan kapal Ro-ro ini, biaya pelabuhan yang 40%, dengan feri jarak jauh jadi 20% karena tidak ada kegiatan bongkar muat. Barang itu bisa langsung masuk kapal Ro-ro,” katanya seusai diskusi Forum Perhubungan bertema Memangkas Biaya Logistik dan Mendukung Pariwisata dengan Feri Jarak Jauh, Selasa (22/11).

Acara itu merupakan hasil kerjasama Harian Bisnis Indonesia, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan Kementerian Perhubungan.
Menhub melanjutkan penggunaan kapal Ro-ro untuk logistik juga dapat menjadi solusi mengatasi persoalan yang di picu angkutan jalan, seperti kemacetan dan kerusakan jalan.

Bahkan, Budi Karya berpendapat tingginya biaya logistik di Indonesia sebenarnya dipicu angkutan logistik masih bertumpu kepada angkutan jalan. Oleh karena itu, Menhub berharap para pemangku kepentingan di transportasi ikut menyukseskan program pemerintah menurunkan biaya logistik dengan coastal shipping atau sering disebut feri jarak jauh.

Menurutnya, Kemenhub perlu menerbitkan beleid agar terjadi pengalihan penggunaan angkutan jalan ke feri jarak jauh. Tentunya, regulator akan meminta masukan dari para pemangku kepentingan lainnya.

Pada tahap awal, Menhub memin ta PT ASDP Indonesia Ferry membuka layanan feri jarak jauh dengan rute Surabaya-Lembar, Lombok.

Budi Karya menyatakan langkah itu merespons keluhan Gubernur Bali I Made Mangku Pastika terhadap banyak jalan di Bali rusak akibat truk barang dari Jawa Timur menuju Lombok.
“Itu dapat menganggu sektor pariwisata di Bali. Untuk itu kita upayakan solusi, truk tersebut dapat dialihkan menggunakan kapal feri,” tambahnya.

Pelaksana tugas Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry Faik Fahmi menyatakan pihak nya akan membuka feri jarak jauh rute Surabaya-Lembar mu lai 1 Desember 2016 yang di jadwalkan sebanyak tiga kali per pekan.
“Kami sebenarnya mengkaji juga untuk rute-rute yang lain, seperti Jakarta-Surabaya. Namun, untuk jangka pendek, rute Lembar-Surabaya dulu,” katanya.

ASDP menyiapkan lima unit kapal berkapasitas di atas 5.000 Gross Tonnage (GT) untuk layanan feri jarak jauh. Menurutnya, kapal feri yang disiapkan mam pu menampung 1.000 penumpang dan 100 unit truk.

Dia optimistis layanan feri jarak jauh bisa dapat mengurangi biaya logistik dan men dukung sektor pariwisata setempat. Bahkan, lanjutnya, layanan feri jarak jauh tersebut juga mampu mengurangi kepadatan lalu lintas darat.

“Oleh karena itu, dalam waktu dekat ini, kami akan mengundang para asosiasi dan pelaku usa ha, agar layanan ferijarak jauh dengan rute Surabaya-Lembar ini bisa penuh dengan truk,” tuturnya.

Faik menuturkan waktu tempuh truk barang juga bakal lebih singkat dibandingkan dengan jalan darat Surabaya-Lembar yang selama ini mencapai 48 jam. Dia memperkirakan layanan feri jarak jauh itu hanya membutuhkan waktu 21 jam.

“Dan la yanan transportasi logistik pada hari libur atau hari besar ke agama an juga bakal lebih pasti,” ujarnya. Menurutnya,

ASDP memiliki peran yang sangat penting dalam menyukseskan program pemerintah, terutama mengenai peningkatan konektivitas, dan menurunkan biaya logistik nasional.
Sementara itu, Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan menyatakan layanan feri jarak jauh membuat para pengusaha truk memiliki alternatif selain jalan raya.

Hanya saja, dia berharap tarif kapal Feri tersebut tidak lebih mahal dari biaya operasional yang dikeluarkan pengusaha truk. Dia mengungkapkan para pelaku usaha truk akan menggunakan angkutan feri jarak jauh jika tarifnya lebih murah dari biaya yang dikeluarkan menggunakan jalan raya.


Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi mendukung layanan feri jarak jauh jika aman dan nyaman. 

Dia mengatakan perjalanan angkutan barang berbasis jalan raya cukup berisiko. Oleh karena itu, dia mengungkapkan pemerintah perlu membuat regulasi guna mengalihkan pergerakan barang berbasis jalan raya kepada feri jarak jauh.

Akademisi Institut Teknologi Surabaya Tri Achmadi mengatakan akan sangat aneh jika Indonesia tidak menggunakan kapal feri mengingat saat ini beberapa wilayah di Eropa sudah menggunakan jenis kapal itu. (Hendra Wibawa).

Lalu juga pada ajang IMS yang belum lama ini di adakan juga membahas mengenai transportasi dengan kapal RORO.
Tak hanya hal yang berhubungan mobil-mobil dan sepeda motor baru, atau industri lainnya yang berhubungan dengan dunia otomotif, di ajang Indonesia Internatioal Motor Show (IIMS) 2017 juga diadakan acara seminar yang diharapkan dapat membuka wawasan para pengunjung yang hadir di pameran ini. Didukung sepenuhnya oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, bertempat di IIMS Lounge, dilangsungkan Seminar Transportasi bertajuk “Kapal RoRo Sebagai Alternatif Transportasi Antar Pulau”. 



Dalam acara ini, bertindak sebagai moderator adalah Dr. Umar Aris, SH, MM, MH, Staf Ahli Bidang Hukum dan Reformasi Birokrasi Kementerian Perhubungan, dengan pembicara Prof. Dr. Ir. Suyono Dikun, MSc. (Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Indonesia), Prof. WIhana Kirana Jaya, MSoc.Sc., Ph.D. (Staf Khusus Bidang Ekonomi dan Investasi Transportasi, Kementerian Perhubungan) dan Ir. Bambang Prihartono, MSCE. (Staf Ahli Bidang Teknologi, Energi dan Lingkungan Perhubungan, Kementerian Perhubungan). Sebagai informasi, Kapal RoRo adalah kapal?yang bisa memuat?kendaraan?yang berjalan masuk ke dalam kapal dengan penggeraknya sendiri dan bisa keluar dengan sendiri juga, sehingga disebut sebagai kapal?roll on - roll off?atau disingkat?Ro-Ro. 

Dalam kesempatan pertama, Prof. Suyono mengungkapkan bahwa 90 persen pergerakan ekonomi di Indonesia dipikul oleh jalan raya. “Hal ini tidak sehat, karena hal ini menyebabkan jalan raya cepat rusak, menjadikan pergerakan ekonomi tidak efisien dan tidak ekonomis,” ujarnya. Yang ideal, penggunaan moda transportasi lain seharusnya dapat lebih besar, sehingga dapat mengurangi beban jalan. Hal ini kemudian berhubungan dengan konektivitas transportasi Indonesia yang tengah dibangun. “Kapal Ro-Ro menjadi bagian yang integral dari konektivitas transportasi Indonesia, sehingga patut sekali untuk dikembangkan,” ujar Prof. Suyono.  

Masih menurut Prof. Suyono, Kapal RoRo dapat memiliki peran penting dalam sistem transportasi Nasional, antara lain karena dapat menjadi bagian dari konektivitas lokal terutama untuk melayani perekonomian lokal. “Selain itu, RoRo dapat menjadi bagian penting dari poros maritim sebagai feeder services, serta dapat berkontribusi terhadap hadirnya sistem dan pusat-pusat logistik baru,” tambahnya. 



Sementara Prof. Wihana melihat kapal RoRo dari kacamata ekonomi. “Saat ini kita punya masalah besar. Transportasi ini memiliki biaya logistik 26 persen dari PDB (Product Domestic Bruto) jadi kita tidak efisien. Jika kita ingin membetulkan biaya logistik, kita harus memulai dari sektor maritim,” ujarnya. Prof Wihana memberi contoh, perjalanan darat dari Jakarta ke Surabaya menggunakan Truk sejauh 765 km, saat ini membutuhkan waktu 2 hari. “Tapi dengan menggunakan RoRo dapat ditempuh hanya dalam 29 jam,” ujarnya.  

Hal ini jelas tampak adanya efisiensi, ada alokasi ekonomi yang semakin baik, sehingga perbedaan harga tidak besar, semakin efisien. “Pak Menteri punya flagship dua RoRo di Jawa. Jika kita melihat (melalui jalur darat) jalan rusak, kemacetan, kecelakaan, ada biaya-biaya yang harus dikeluarkan. Tapi dengan adanya kapal RoRo kini kita geser ke laut, makin cepat, makin aman, beban jalan tidak semakin rusak, artinya ada biaya ekonomi yang semakin efisien,” ujarnya. Hak ini dapat berarti adanya efisiensi Nasional, karena akan ada penghematan anggaran. 

Lalu apa kebijakan-kebijakan pemerintah terkait dengan penggunaan kapal RoRo? Hal inilah yang diungkapkan oleh Ir. Bambang. Menurutnya saat ini Kementerian Perhubungan akan mengaktifkan penggunaan RoRo dari Jakarta ke Surabaya, sehingga diharapkan adanya pergeseran muatan dari jalan (raya) ke laut. “Bahkan tak hanya itu, saat ini pemerintah sudah berencana untuk menggunakan RoRo sebagai bagian dari Asean Connectivity, yang menghubungkan Indonesia dengan negara-negara lain di Asia Tenggara,” paparnya. Menurut beliau, ke depannya, peran kapal RoRo akan semakin penting. 

Di akhir acara, Dr Umar selaku moderator menyimpulkan bahwa kebijakan penggunaan kapal RoRo memiliki dampak yang positif. “Disamping memiliki multiplier efek positif, seperti dampak ekonomi dan dampak keselamatan, namun dari dampak connectivity antar negara melalui Asean Connectivity juga akan semakin terwujud,” tutupnya.





Sumber :

http://www.panmaritime.net/uncategorized/optimalisasi-kapal-feri-jarak-jauh-biaya-berpotensi-turun/

https://indonesianmotorshow.com/news/news-release/seminar-transportasi-kapal-roro-sebagai-alternatif-transportasi-antar-pulau

http://www.lensaindonesia.com/wp-content/uploads/2017/05/Kapal-RoRo-sebagai-Alternatif-Transportasi-Antar-Pulau-696x365.jpg

https://indonesianmotorshow.com/public/assets/images/news/2017/05/1493609412-KapalRoRo.jpg

http://img.bisnis.com/thumb/posts/2017/03/12/636282/kapal-roro.jpg?w=600&h=400

https://www.merdeka.com/foto/peristiwa/95555/20120927235327-pelabuhan-bekauheni-pasca-kecelakaan-km-bahuga-jaya-001-mudasir.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar