Rabu, 12 September 2018

Penerapan Kaizen Pada Industri Mobil Toyota




Pengertian Kaizen

Kaizen berasal dari kata KAI artinya perbaikan dan ZEN artinya baik. 
Kaizen diartikan sebagai perbaikan terus menerus (continous improvement) Ciri kunci 
manajemen kaizen antara lain lebih memperhatikan proses dan bukan hasil, manajmen 
fungsional-silang dan menggunakan lingkaran kualitas dan perlatan lain untuk mendukung 
peningkatan yang terus menerus . Bagi sebagian orang mungkin tidak asing dengan kata 
Kaizen (baca: kai-seng).Secara harafiah Kai = merubah dan Zen = lebih baik.

Prinsip Kaizen

- Yang pertama adalah ketergantungan pada kerja tim, di mana pendapat
 setiap orang dihargai dan dianggap.
- Pekerja juga memiliki disiplin pribadi yang kuat, dan semangat kerja di perusahaan untuk 
peningkatan kaizen.
- Pekerja juga harus menerima saran untuk perbaikan, bahkan ketika sistem tampaknya 
berfungsi secara memadai.
- Kaizen mempunyai pedoman bahwa selalu ada ruang untuk perbaikan.
- Akhirnya, sistem ini menggunakan lingkaran kualitas, kelompok pekerja yang bertemu dan 
bekerja sama untuk memecahkan masalah dan datang dengan perubahan yang inovatif.

Penerapan Kaizen

Pada penerapannya dalam perusahaan, Kaizen mencakup pengertian perbaikan yang 
berkesinambungan yang melibatkan seluruh pekerjanya, baik manajemen tingkatatas sampai 
manajemen tingkat bawah. Kaizen atau perbaikan secara terus menerus selalu beriringan 
dengan Total Quality Management (TQM).
 Bahkan sebelum filosofi TQM ini terlaksana atau sebelum sistem mutu dapat dilaksanakan 
dalam suatu perusahaan maka filosofi ini tidak akan dapat dilaksanakansehingga perbaikan 
secara terus menerus (Just in time) ini adalah usaha yang 
melekat pada filosofi TQM itu sendiri. Sehingga Kaizen bisa juga merupakan suatu 
kesatuan pandangan yang komprehensif dan terintegrasi yang memiliki c
iri khas berorientasi pada pelanggan, pengendalian mutu secara menyeluruh (Total Quality 
Management ),robotik, gugus kendali mutu, sistem saran, otomatisasi, disiplin ditempat 
kerja, pemeliharaan produktivitas, kanban, penyempurnaan dan perbaikan mutu, tepat waktu, 
tanpa cacat, kegiatan kelompok kecil, hubungan kerjasama antara manajer dank aryawan dan 
pengembangan produk baru.


Segmentasi Kaizen

Kaizen dibagi menjadi tiga segmen, tergantung kebutuhan masing-masing perusahaan:
1. Kaizen yang berorientasi pada manajemen, memusatkan perhatiannya pada 
masalahlogistik dan strategis yang terpenting dan memberikan momentum untuk 
mengejarkemajuan dan moral.
2. Kaizen yang berorientasi pada kelompok, dilaksanakan oleh gugus kendali mutu,
kelompok  Jinshu Kanshi untuk manajemen sukarela menggunakanalat statistik untuk 
memecahkan masalah, menganalisa, melaksanakan danmenetapkan standar atau prosedur 
baru.
3. Kaizen yang berorientasi pada individu, dimanifestasikan dalam bentuk saran, dimana 
seseorang harus bekerja lebih pintar bila tidak mau bekerja keras.

Point Penting Dalam Penerapan Kaizen

1. Konsep 3 M (Muda, Mura,danMuri)  Konsep ini dibentuk untuk mengurangi
banyaknya proses kerja, meningkatkanmutu, mempersingkat waktu dan mencapai efisiensi.
 a.  Muda (無駄) diartikan sebagai pengurangan pemborosan atau kesia-siaan.
 b.Mura () diartikan sebagai pengurangan perbedaan.
 c. Muri (無理) diartikan sebagai pengurangan ketegangan.

2. Gerakan 5 S ( seiri, seiton, seiso, seiketsu dan shitsuke) Konsep 5 S pada dasarnya 
merupakan proses perubahan sikap denganmenerapkan penataan, kebersihan, dan 
kedisiplinan di tempat kerja. 
Konsep 5 S merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat 
kerjanya secara benar. Bila tempat kerja tertata rapi, bersih, tertib maka kemudahan 
bekerja perorangan dapat diciptakan. Dengan kemudahan bekerja ini, empat bidang sasaran  
pokok industri yang meliputi:
  a. Efisiensi Kerja 
  b. Produktifitas Kerja
  c. Kualitas Kerja
  d. Keselamatan Kerja dapat lebih mudah dipenuhi.

3. Konsep PDCA (Plan, Do, Check, Action) Langkah pertama dari kaizen adalah menerapkan 
siklus PDCA (plan, do, check,action) sebagian sarana yang menjamin terlaksananya 
kesinambungan dari kaizen. Hal ini berguna dalam mewujudkan kebijakan untuk 
memelihara dan memperbaikiatau meningkatkan standar. Siklus ini merupakan konsep yang 
terpenting dari proses kaizen.

4. Konsep 5 W + 1 H
 Salah satu pola pikir untuk menjalankan roda PDCA dalam kegiatan kaizen adalah dengan 
teknik bertanya dengan pertanyaan dasar 5 W + 1 H (what, who, why,where, when dan how).

Sejarah Kaizen Dalam Toyota

- 1900-AN - Masa Pendiri Sakiichi Toyoda dan putranya Kiichiro Toyoda
- 1950 – 1960 - pengembangan Toyota Production System (TPS) secara terus menerus.
- Hingga Saat ini - Penerapan Toyota Production System (TPS) pada tubuh Toyota Motor 
Corporation
Kaizen untuk menghasilkan orang-orang yang dapat menganalisis metode kerja dan 
membuat 
perbaikan (misalnya, mengutamakan kreatifitas ketimbang modal) merupakan prioritas besar. 

Toyota Production System

Dalam melakukan produksinya, Toyota menggunakan sistem produksi yang dikenal dengan 
sebutan Sistem Produksi Toyota atau dalam bahasa Inggris disebut dengan 
Toyota Production System yang disingkat dengan TPS.
Sistem produksi yang dikembangkan oleh Taiichi Ohno dan Eiji Toyoda dari Toyota Motor 
Corporation ini bertujuan untuk memberikan kualitas terbaik, biaya terendah dan jangka
 waktu (lead time) produksi terpendek melalui penghapusan pemborosan - pemborosan 
atau waste yang terjadi pada saat produksi.

Metode Kaizen Dalam Toyota

1. Menemukan potensi perbaikan - melatih mengenali,melihat berbagai 
tipe pemborosan,menemukan pemborosan utama,ketidak efisienan dan area perbaikan.
2. Mencetuskan ide orisinil - melatih seni sumbang saran (brainstorming)
3. Menganalisis metode yang digunakan – melakukan analisis sederhana pada metode kerja secara 
analistis,kuantitatif maupun spesifik
4. Mengevaluasi metode baru – menguji apakah perbaikan telah benar-benar terjadi dan kemudian 
menstandarkan praktik yang telah diperbaiki
5. Menyusun rencana penerapan - Rencana adalah alat untuk menjaga orang-orang tetap di jalur dan 
berkonsentrasi melakukan tindakan sesuai janji mereka.

8 Jenis Pemborosan (Muda) Dalam Toyota

- Overproduction
- Waiting
- Transporting
- Innappropiate processing
- Excess inventory
- Excess Motion
- Defects
- Unused Creativity

Toyota Way

Toyota Way adalah sebuah filosofi manajemen yang digunakan oleh korporasi Toyota, Filosofi kerja 
ini terdiri dari 14 prinsip dasar, dengan ide-ide utamanya adalah agar mendasarkan keputusan 
manajemen pada "pemahaman filosofis atas tujuan (perusahaan)", berpikir jangka panjang, memiliki 
proses untuk memecahkan masalah, penambahan nilai bagi organisasi dengan cara mengembangkan 
orang-orangnya, dan menyadari bahwa memecahan masalah secara terus-menurus 
mendorong proses belajar organisasi.

Prinsip 1
Ambil keputusan manajerial berdasarkan filosofi jangka panjang, meskipun mengorbankan sasaran 
keuangan jangka pendek.

Prinsip 2
Ciptakan proses yang mengalir secara kontinyu dan memberi nilai tambah yang tinggi untuk 
mengangkat permasalahan ke permukaan.

Prinsip 3
Gunakan system “tarik” untuk menghindari produksi berlebih

Prinsip 4
Ratakan beban kerja (Heijunka). (Bekerjalah seperti kura – kura dan tidak seperti kelinci)

Prinsip 5
Bangun budaya berhenti untuk memperbaiki masalah dan untuk memperoleh kualitas yang baik 
sejak awal.

Prinsip 6
Standar kerja merupakan fondasi dari peningkatan berkesinambungan dan pemberdayaan karyawan.

Prinsip 7
Gunakan pengendalian visual agar tidak ada masalah yang tersembunyi.

Prinsip 8
Gunakan hanya teknologi handal yang sudah benar – benar teruji untuk membantu 
orang – orang dan proses anda.

Prinsip 9
Kembangkan pemimpin yang benar – benar memahami pekerjaannya, menjiwai filosofi, dan 
mengajarkannya kepada orang lain.

Prinsip 10
Kembangkan orang dan kelompok yang memiliki kemampuan istimewa, yang menganut filosofi 
perusahaan anda.

Prinsip 11
Hormati jaringan mitra dan pemasok Anda dengan memberi tantangan dan membantu mereka 
melakukan peningkatan.

Prinsip 12
Pergi dan lihat sendiri untuk memahami situasi sebenarnya (genchi genbutsu)

Prinsip 13
Buat keputusan secara perlahan-lahan melalui consensus, pertimbangkan semua pilihan dengan 
seksama; kemudian implementasikan keputusan itu dengan sangat cepat.

Prinsip 14
Menjadi suatu organisasi pembelajar melalui refleksi diri tanpa kompromi (hansei) dan peningkatan 
berkesinambungan (kaizen).

Dampaknya Pada Industri Mobil Toyota

- Toyota Production System (TPS) dan pada akhirnya ditiru oleh banyak perusahaan – perusahaan di 
dunia.
- Toyota Production System menjadi dasar dari puluhan buku mengenai “Lean”
- Toyota menjadi acuan sebagai perusahaan yang terbaik di kelasnya oleh semua perusahaan lain 
maupun pesaingnya di seluruh dunia karena reputasi kualitas yang tinggi, kecepatan berproduksi, 
dan fleksibikitas.
- Mobil – mobil Toyota secara konsisten memperoleh peringkat kualitas tertinggi dari 
J.D. Powers and Asssociates, Consumer Report dan pihak-pihak lainnya selama bertahun-tahun.

Kesimpulan

- Kaizen memiliki inti konsep “bekerja cerdas”, bukan “bekerja keras”.
- Kaizen sangat meminimalisir pemborosan dalam berbagai sektor.
- Kaizen membantu perusahaan memanfaatkan sumber daya secara maksimal dan membuat 
- Pemecahan masalah menjadi lebih singkat.
- Pemborosan merupakan bagian dari pangkal masalah dalam sebuah perusahaan.